Kutipan Rantau 1 Muara
Rantau 1 Muara
Novel trilogi ketiga karya Ahmad Fuadi ini
menceritakan tentang kehidupan Alif setelah lulus kuliah.
Alif merasa berdiri di pucuk dunia. Bagaimana tidak?
Dia telah mengelilingi separuh dunia, tulisannya tersebar di banyak media, dan
diwisuda dengan nilai terbaik. Dia yakin perusahaan-perusahaan akan
berlomba-lomba merekrutnya. Namun Alif lulus di saat yang salah. Akhir 90-an,
krisis ekonomi mencekik Indonesia dan negara bergolak pada masa reformasi. Satu
per satu, surat penolakan kerja sampai di pintunya. Kepercayaan dirinya goyah,
bagaimana dia bisa menggapai impiannya?, tentang Alif yang bertemu dengan jodohnya. Dalam novel ini banyak kata-kata yang menarik. berikut sedikit kutipan dalam novel ini.
"Man
saara ala darbi washala." (Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke
tujuan)"
"Tentulah
aku beruntung. Seandainya dia tahu dan merasakan bagaimana aku mengorbankan
kenikmatan-kenikmatan sesaat untuk bisa sampai "beruntung". Berapa
ratus malam sepi yang aku habiskan sampai dini hari untuk mengasah kemampuanku,
belajar, membaca, menulis, dan berlatih tanpa henti. Melebihkan usaha di atas
rata-rata orang lain agar aku bisa meningkatkan harkat diriku."
"Jika
kau bukan anak raja juga bukan anak ulama besar, maka menulislah." (Imam
Al-Ghazali).
"Jangan
gampang terbuai keamanan dan kemapanan. Hidup itu kadang perlu beradu,
bergejolak, bergesekan. Dari gesekan dan kesulitanlah, sebuah pribadi akan
terbentuk matang. Banyak profesi di luar sana, usahakanlah untuk memilih yang
paling mendewasakan dan yang paling bermanfaat buat sesama. Lalu kalau kalian
nanti sudah bekerja, jangan puas jadi pegawai selamanya, tapi punyailah
pegawai."
"Memang
impian bisa jadi nyata tapi yang nyata bisa jadi hampa."
"....Dulunya
ulat yang lemah dan jelek kini jadi rama-rama bersayap indah. Sesuatu itu bisa
indah pada waktunya."
"Jangan
takut pada manusia. Dunia itu rata, di atas langit, di bawah tanah. Yang
membatasi kita atas dan bawah itu cuma langit dan tanah. Semua kita sama.
Kenapa takut?"
"...innamaal
yusri yusra. Bersama setiap kesulitan itu ada kemudahan."
"Kita
tidak perlu mengharapkan tepuk tangan dan pertemanan yang bersekongkol, lebih
baik kita sendiri di jalan yang terang."
"Finding
your passion at work."
"A
couple who travel together, grow together."
"Find
what you want to do and do it. Temukan apa yang ingin kamu lakukan dan lakukan
itu."
"Love
what you are doing. Cintai apa yang kamu lakukan."
"Sidney
Sheldon berbagi resep kesuksesan bekerja adalah ketika kita jatuh cinta dengan
apa yang kita kerjakan. Sampai kita asyik masyuk mengerjakannya. Sampai lupa
diri dan waktu. Sampai tidak pernah melihat jam dinding. "When you love
what you are doing, you do not look at the clock. It is just wonderful."
"Resep
dia yang lain adalah "give yourself more than expected."
Memberikan sesuatu lebih dari yang diharapkan. Kalau perlu bangun jam 4 subuh
untuk mulai bekerja. "No way you can not go to the top." Aku
mengangguk-angguk. Resep ini sejiwa dengan man jadda wajada dan i'malu
fauqa ma amilu seperti yang aku pelajari dulu di PM dulu."
"Carilah
pekerjaan yang kamu cintai dan kamu tidak akan pernah lagi bekerja satu hari
pun sepanjang hayat."
"Hidup
ini seni menjadi. Menjadi hamba Tuhan, sekaligus menjadi penguasa alam. Kita
awal mulanya makhluk rohani, yang kemudian diberi jasad fisik oleh Tuhan dengan
tugas menghamba kepada Dia dan menjadi Khalifah untuk kebaikan alam semesta.
Kalau kedua peran ini bisa kita jalankan, aku yakin manusia dalam puncak
bahagia. Berbakti dan bermanfaat. Hamba tapi Khalifah."
"I have
to go the extra mile."
"Kalau
di pesantren kami diajarkan nasihat Nabi yang bilang: khairunnas anfa'uhum
linnas. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bernamfaat buat orang lain. Nah bermanfaat
kan bisa pakai apa saja yang kita punya. Bahkan tersenyum saja sudah manfaat
untuk menyenangkan hati orang yang melihatnya. Manusia yang bermanfaat adalah
manusia yang terbaik. The most succesful person. "
"An
nasu a'dau ma jahilu. Manusia itu musuh terhadap apa yang dia tidak
tahu."
"Lif.
Jangan bermain-main dengan hati perempuan. Hatinya dalam dan sensitif, bisa
menghanyutkan dan menenggelamkan. Tapi juga tangguh, bisa menguatkan,
menumbuhkan, dan menjelmakan mimpi-mimpi kita. Hati perempuan bisa memaafkan,
tapi tidak bisa melupakan apa yang pernah singgah di pedalaman hatinya. Kalau
tidak serius, jangan main-main."
"Aku
percaya dengan man yazra' yahsud. Siapa yang menanam, akan menuai."
"I
am always a student at heart. My main interest is research and the history of
knowledge. Katanya ketika aku tanya bagaimana dia bisa tahu begitu banyak
hal. Seorang profesor yang selalu merasa dirinya seorang murid."
"Mungkin
pekerjaan yang aku cintai itu sebetulnya menuntut ilmu. Mungkin tujuan yang
ingin aku tuju itu adalah ilmu, dan jalan yang aku lalui adalah belajar.
Belajar dari buaian sampai liang lahat. Itu doktrin yang aku dapatkan di Pondok
Madani dulu."
"Jangan
menunda-nunda sesuatu yang penting, karena kalau hilang, bisa hilang selamanya.
Yang ada hanya penyesalan yang akan hadir selamanya."
"War is
not the answer."
"...dunia
perkawinan adalah dunia berbagi dan saling mengerti. Bukan dunia meminta dan
berharap."
"Saatnya
untuk i'timad ala nafsi. Harus bertopang pada diri sendiri dan Yang
Mahakuasa."
"Allah
tahu yang terbaik. Yang kita kira baik, belum tentu baik buat kita."
"Kehilangan
memang memilukan. Tapi kehilangan hanya ada ketika kita sudah merasa memiliki.
Bagaimana kalau kita tidak pernah merasa memiliki? Dan sebaliknya kita jangan
terlalu merasa memiliki. Sebaliknya, kita malah yang harus merasa dimiliki.
Oleh Sang Maha Pemilik."
"Pada
hakikatnya, tidak ada satu pun yang kita miliki. Segalanya di dunia ini hanya
pinjaman. Bahkan kita meminjam waktu dan nyawa kepada Yang Kuasa. Hidup, raga,
roh, suami, istri, orangtua, anak, keluarga, uang, materi, jabatan, kekuasaan.
Semua adalah titipan sementara. Pemilik sebenarnya cuma Dia."
"Bahkan
rasa cinta itu sendiri adalah titipan-Nya. Tentu tidak ada salahnya mencintai
dan mengambil tanggung jawab. Tapi kita harus siap dan sadar sepenuhnya, bahwa
Sang Pemilik setiap saat bisa meminta kembali milik-Nya. Karena itu kenapa
harus merasa sangat memiliki?"
"Dalam
hidup itu ada tiga manusia terdekat. Orangtua, pasangan, dan anak. Semuanya
diberikan sebagai takdir. Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan oleh ibu
mana. Kita juga tidak akan pernah bisa memilih mendapatkan anak yang seperti
apa. Tapi, kita masih mungkin memilih pasangan kita. Walau jodoh di tangan
Tuhan, tapi kita diberi kesempatan untuk berupaya keras mendapat pasangan
terbaik."
"Di
balik setiap kesuksesan laki-laki, pasti ada sosok perempuan yang hebat.
Pilihlah perempuan terbaik. Karena dia yang mengingatkan dan menguatkan kita
kaum lelaki. Dan kalau nanti dianugerahi anak, perempuan pulalah yang menjadi madrasatul
ula, sekolah pertama setiap anak manusia.
Nice, Mira!
BalasHapus